Senin, 07 November 2016

BENTENG MADANG



Benteng Madang adalah salah satu situs cagar budaya bersejarah yang terletak di desa Madang, Kec. Padang Batung, Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Benteng Madang terletak di atas puncak Bukit Madang. Untuk mencapainya harus melewati ± 400 anak tangga. Benteng ini memiliki luas sekitar ± 400m2 dan bertingkat dua. Menurut sejarah, benteng ini di bangun oleh Sultan Antaludin dalam masa peperangan melawan Belanda. Dalam pertempuran Gunung Madang Belanda tidak pernah berhasil mengalahkan para pejuang. Setelah para pejuang pergi meninggalkan Gunung Madang akhirnya Belanda berhasil menyusup ke Benteng Madang, namun tempat itu sudah kosong dan hanya di temukan 1 orang mayat, sehingga Belanda sangatlah kecewa. Konon dulunya Bukit Madang / Gunung Madang sangatlah tinggi, namun seiring berjalannya waktu tanah-tanah di sekitar benteng menjadi longsor sehingga terlihat semakin rendah dan sempit. Jarak dari Kota Kandangan menuju ke Benteng Madang dapat di tempuh sekitar ± 8 km. Di tempat ini juga di bangun fasilitas tambahan seperti hiasan batang pohon dan bunga-bunga.



Sejarah Benteng Madang dapat dilihat pada tugu ini :



Info Perjalanan :
Barabai Ke Kandangan :
  • Start dari perbatasan Kota Barabai-Kandangan (Kabupaten HST-HSS).
  • Terus lurus menuju arah Kota Kandangan.
  • Melewati desa Bamban Utara – Bamban – Bamban Selatan – Angkinang – Angkinang Selatan – Pakumpayan – Bakarung – Gambah Luar.
  • Nanti ada pertigaan seperti huruf “Y” pilih arah ke kiri.
  • Terus lurus melewati Waterboom Kandangan dan Terminal Bus Kandangan.
  • Ketemu lagi pertigaan di tengahnya ada Bundaran Ketupat, pilih arah sebelah kiri menuju Loksado (jika ke kanan menuju Kota Kandangan).
Kandangan ke Padang Batung :
  • Start Tugu Bundaran Ketupat.
  • Jika arah dari Kota Barabai pilih ke kiri, jika dari arah Kota Rantau pilih ke kanan.
  • Ada perempatan lagi pilih arah sebelah kiri menuju Loksado (jika lurus menuju jalan alternatif ke Kota Rantau, jika ke kanan menuju Kota Kandangan).
Memasuki Kecamatan Padang Batung :
  • Terus lurus melewati desa Karang Jawa Muka – Karang Jawa – Kaliring – Jembatan Merah – Padang Batung.
  • Tibalah di desa Batu Bini.
  • Melewati Gunung Batu Bini.
  • Ada pertigaan seperti huruf “Y”, pilih arah ke kiri menuju desa Tayub (kalau sebelah kanan menuju  Loksado).
  • Melewati Monumen Proklamasi 17 Mei 1949 / Taman Monumen Mandapai di desa Mandapai.
  • Terus lurus hingga menemukan perempatan, belok ke kiri (jika ke kanan menuju Bukit Batu Balai, jika lurus menuju Kampung Galuntang).
Menuju lokasi :
  • Terus lurus sekitar ± 3 km.
  • Di sebelah kiri jalan nanti akan keliatan sebuah tangga dan gerbang, itulah jalan menuju ke Bukit Madang.
  • Bayar parkir seharga Rp.5.000 per kendaraan.
  • Di lanjutkan berjalan kaki melewati sekitar ± 400 anak tangga.
  • Tibalah di Benteng Madang/ Puncak Gunung Madang.



My Diary / My Story :

Waktu kesini kita pergi dengan jumlah 6 orang : Aku, Yadi, Udin, Khaidir, Iki, dan Jumadi. Kita kesini setelah trip dari Goa Singa/ Goa Lukis. Aku ikut Udin, Khaidir ikut Yadi, Iki dan Jumadi pakai motor masing-masing. Waktu kesini hanya aku dan Iki yang tau jalannya, sebelumnya Iki sudah pernah kesini bersama team Kompak dan aku juga pernah kesini waktu nganterin Rifki ke rumah pacarnya (gandaknya) di desa Tayub :D, tapi sekarang udah jadi mantan :D. Next.. kita lanjutkan perjalanan dari Goa Singa ke Benteng Madang, melewati beberapa persimpangan dan tibalah di Gerbang Benteng Madang.

Disini ada 2 kelompok anak-anak yang jaga parkir, di sebelah kiri dan sebelah kanan jalan, di sebelah kiri tempat parkirnya agak sempit, sedangkan di sebelah kanan agak luas. Sepertinya ada sesuatu di antara mereka karna saling cuek, mungkin karna masalah tempat parkir. :D Tapi anak-anak yang di sebelah kiri memang kurang promonya, sehingga kita memilih parkir yang disebelah kanan jalan :D. Disini juga ada 1 buah mobil yang parkir, mumpung ga ada orangnya, Udin mulai beraksi dengan beberapa jepretan, lumayan buat koleksi elit :D. Kaga lupa kita eksis juga sama anak-anak yang ada di tempat parkir, Iki sambil promoin Liang Cha :D. Kemudian eksis-eksis lagi di Gerbang Benteng Madang :D, baru menuju ke Benteng Madang.

Benteng ini letaknya di puncak Gunung Madang, jadi harus berjalan kaki melewati ± 400 anak tangga untuk menuju puncaknya. Untuk mengurangi beban, kita buat beberapa jepretan saat nanjak, paling tidak biar kaga bikin bete :D. Setelah sampai di atas puncak bukit Madang udah keliatan bentengnya, kita mulailah acara berburu fotonya :D. Disini Khaidirlah yang jadi fotografernya, soalnya jepretan-jepretan yang dia buat sangat bagus :D. Di sini kita ketemu sama 2 orang anak yang kebetulan juga sedang berkunjung ke Benteng Madang, kita main bareng di sini sama mereka :D. Kemudian kita semua naik ke bagian atas Benteng Madang. Disini kaga ada tangganya, jadi agak-agak susah naiknya karna harus memakai satu batang kayu ulin dan kayu biasa yang di miringkan, kalau mau naik ke atas harus saling mengulurkan tangan :D. Setelah sampai di atas ternyata viewnya sangat bagus, sempat beberapa kali selfie bareng di atas sini, kali ini bukan aku yang paling banyak ambil bagian, melainkan Udin dengan berbagai pose gayanya :D. Sambil eksis sambil makan cemilan bareng :D.

Tak berapa lama cuaca mulai mendung, akhirnya kita turun dari atas benteng. Setelah itu datanglah hujan mengguyur Gunung Madang, akhirnya kita berlindung di dalam Benteng Madang, sementara 2 orang anak tadi sudah turun sebelum hujan tiba. Cukup lama sekitar 30 menitan menunggu hujan reda, kita sambil kirim-kiriman foto dulu. Setelah hujan reda ternyata Udin dan Yadi belum puas eksis-eksisnya. OK dahh ! Aku juga ikut-ikutan beberapa kali babak final :D. Setelah puas turunlah kita dari Bukit Madang menuju tempat parkir. Ternyata helm kita pada basah semua, soalnya helmnya di kunci sama lapak motor, jadi yang jaga parkir kaga bisa pindahin :(.

Next.. pulanglah kita menuju Kota Barabai dengan jalur berbalik arah dari jalan awal waktu mau kesini tadi. Hanya Iki yang tau jalannya setelah dia tanya dan ikutin penduduk desa setempat, waktu di perjalanan kita sedikit agak lambat dan terpisah dari Iki. Akhirnya kita mencari jalur sendiri dengan menggunakan GPS, untung masih ada sinyal :D. Setelah kita telusuri dengan beberapa persimpangan jalan pada akhirnya tembuslah di jalan raya pada desa Angkinang Selatan :D. Sementara jalur yang Iki lewati tembusnya ke desa Haruyan :D. Dan ada sedikit masalah juga di perjalanan, motor Udin mesinnya kemasukan kantong plastik sehingga mogok, tapi masalah masih bisa teratasi :D.




Foto-foto kami saat di Benteng Madang :























Foto - foto sebelum tiba di puncak Gunung Madang :











  

1 komentar:

  1. Saya dukung pelestarian khazanah cerita rakyat, hikayat, legenda, situs sejarah dan situs prasejarah kandangan, hulu sungai selatan, kalimantan selatan seperti Situs pemukiman hunian kuno manusia prasejarah di situs jambu hilir padang rasau dan situs jambu hulu sungai tatau, Sang maharaja sukarama dan raja-raja dari kerajaan negara daha, perebutan tahta pangeran samudera dengan pangeran tumenggung, legenda raja gubang dan raja bagalung kerajaan bakaling, datu panglima amandit, datung suhit dan datuk makandang, datu singa mas, datu kurba di sungai paring dalam, datu ramanggala di ida manggala, datu rampai dan datu parang di baru sungai raya, datu ulin dan asal mula kampung ulin, datu sangka di papagaran, datu saharaf parincahan, datu putih dan datu karamuji di banyu barau, legenda batu laki dan batu bini di padang batung, legenda gunung batu bangkai loksado, datu ning suriang pati di gambah dalam, legenda datu ayuh sindayuhan dan datu intingan bambang basiwara di loksado, kisah datu ning bulang di hantarukung, datu durabu di kalumpang, datu baritu taun dan datu patinggi di telaga langsat, legenda batu manggu masak mandin tangkaramin di malinau, kisah telaga bidadari datu awang sukma di hamalau, kisah gunung kasiangan di simpur, kisah datu kandangan dan datu kartamina, datu hamawang dan datu balimbur serta sejarah mesjid quba, tumenggung antaludin, tumenggung mat lima dan tumenggung mat jingga mempertahankan benteng gunung madang, datu ali kangsa dan datu ali syahid di durian rabung, panglima bukhari dan perang amuk hantarukung di simpur, datu naga ningkurungan luk sinaga di luk loa, datu singa karsa dan datu ali ahmad di pandai, datu buasan dan datu singa jaya di hampa raya, datu haji muhammad rais, datu ali akbar dan datu jaya pati di bamban, datu gulama di sungai paring, datu janggar dan datu janggaran di malutu, datu bagut di hariang, sejarah mesjid ba angkat di wasah, dakwah penyebaran agama islam tumenggung kartawedana, datu haji sahid dan datu haji said, datu taniran di angkinang, datu balimau di kalumpang, datu daha, datu kubah dingin, makam habib husin di tengah pasar kandangan, kubur habib ibrahim nagara dan kubah habib abu bakar lumpangi, kubur enam orang pahlawan di ta’al, makam keramat bagandi, kuburan tumpang talu di parincahan, pertempuran garis demarkasi dan kubur Brigjen H.M. Yusi di karang jawa, pahlawan wanita aluh idut di tinggiran, panglima dambung di padang batung, gerombolan letnan dua Ibnu hajar, sampai cerita tentang perang kemerdekaan Divisi IV ALRI oleh pejuang-pejuang kandangan yang banyak tersebar di banua amandit yang dipimpin Brigjend H. Hasan Basery di telaga langsat, karang jawa, jambu, bagambir, mandapai, padang batung, ni’ih, simpang lima, tabihi, munggu raya dan pembacaan teks proklamasi kemerdekaan kalimantan.
    Semuanya adalah salah satu aset budaya dan sejarah bagi Kalimantan Selatan.

    BalasHapus